Dolar diperdagangkan mendekati posisi terendah tiga minggu pada hari Rabu (10/7) karena sikap hati-hati dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menjaga sentimen risiko, sementara dolar Selandia Baru melemah setelah bank sentral negara tersebut memberi isyarat bahwa mereka melihat potensi penurunan suku bunga.
Pada hari pertama kesaksiannya di hadapan Kongres semalam, Powell mengatakan penurunan suku bunga tidak tepat sampai The Fed mendapatkan “keyakinan yang lebih besar” bahwa inflasi menuju target 2%, sehingga menyiapkan landasan untuk laporan indeks harga konsumen (CPI) untuk bulan Juni pada hari Kamis.
Powell mengakui bahwa pasar tenaga kerja, yang telah menjadi sumber kekhawatiran utama bagi para pengambil kebijakan The Fed, sedang melemah.
“Kita sekarang menghadapi risiko dua sisi”, dan tidak bisa lagi fokus hanya pada inflasi, ujarnya.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya termasuk euro dan yen, sedikit turun di 105,05, setelah naik sekitar 0,1% pada hari Selasa.
Harga tersebut turun pada hari Senin ke level terendah sejak 13 Juni menyusul data penggajian AS yang lemah secara tak terduga.
Para pedagang sekarang mempunyai peluang sekitar 73% untuk penurunan suku bunga pada bulan September, turun dari 76% pada hari sebelumnya, menurut alat CME FedWatch, dengan penurunan suku bunga kedua yang sebagian besar sudah diperkirakan pada bulan Desember.
Setelah kesaksiannya di hadapan Senat, Powell dijadwalkan untuk berbicara di hadapan DPR pada hari ini.
Euro naik tipis ke $1,0826, di bawah level tertinggi satu bulan pada hari Senin, karena investor bersiap menghadapi kebuntuan politik di Perancis setelah hasil pemilu yang menunjukkan lonjakan mengejutkan untuk aliansi sayap kiri namun tidak ada kelompok yang memenangkan mayoritas absolut.
Mata uang tunggal Eropa berada di bawah tekanan bulan lalu setelah diadakannya pemilu cepat, namun sejak itu berhasil memulihkan sebagian kerugiannya, meskipun risiko kebuntuan di parlemen membuat investor tetap waspada.
Dolar Australia melonjak 0,9% terhadap tetangganya hingga mencapai NZ$1,110 untuk pertama kalinya sejak Oktober 2022. Dolar Australia terakhir datar terhadap dolar AS pada $0,6742, tetapi masih mendekati level tertinggi enam bulan pada hari Senin di $0,67615.
Dolar naik 0,1% menjadi 161,465 yen karena pasangan mata uang tersebut diperdagangkan dalam kisaran ketat menjelang pertemuan Bank of Japan yang dijadwalkan pada akhir bulan.
Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa BOJ kemungkinan akan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini tetapi memproyeksikan inflasi akan tetap berada di sekitar target 2% di tahun-tahun mendatang, menjaga peluang kenaikan suku bunga bulan ini tetap hidup. (Arl)
Sumber : Reuters